Minggu, 15 April 2012

Bentuk-bentuk pertanyaan wawancara

Ben tuk-bentuk pertanyaan wawancara yang efektif, yaitu :
1.     Bentuk pertanyaan terbuka
Bentuk pertanyaan ini biasanya diajukan untuk mencairkan kebekuan dalam suatu wawancara dan tidak bermaksud untuk mengorek keterangan yang berkaitan dengan topik wawancara. pertanyaan terbuka juga membuat narasumber terpancing untuk berbicara.
Contoh :  “Wah, rupanya bapak hobi badminton ya. Apa bapak rutin melakukannya setiap akhir pekan?”

2.     Bentuk pertanyaan langsung
Pertanyaan langsung berusaha untuk menemukan keadaan atau sifat suatu topik.
Contoh :  “Apa sebenarnya tujuan dari peraturan Rektor tentang DO ini pak?”

3.     Bentuk pertanyaan tertutup
Pertanyaan yang selangkah lagi masuk ke interogasi.
Contoh : “Berapa besar anggaran Unand yang dapat dihemat melalui peraturan tentang DO ini pak?”
4.     Bentuk pertanyaan menyelidik
Pertanyaan yang lebih spesifik daripada pertanyaan langsung dan tertutup
Contoh : “bagaimana nasib mahasiswa yang di DO bukan karena IPK tapi karena adanya kesalahan sistem?”

5.     Bentuk pertanyaan bi-polar
Pertanyaan ini diajukan untuk mendapat jawaban ya atau tidak tanpa komentar tambahan.
Contoh : “Banyaknya protes dari mahasiswa, apakah peraturan ini tetap dijalankan pak?”

6.     Bentuk pertanyaan cermin
Setelah seorang wartawan memperoleh pengalaman, ia belajar menghemat-hemat waktu dalam wawancaranya untuk mendapat jawaban atas butir-butir yang telah dicatat dalam pikirannya tetapi belum direkam. Ini dilakukan dengan menegaskan kembali pertanyaan-pertanyaan terdahulu dan membuat narasumber meninjau kembali pernyataan sebelumnya. Jawaban biasanya menambah pemahaman wartawan tentang butir-butir permasalahan tertentu.
Contoh : “Jadi seperti yang bapak katakan tadi, peraturan ini tetap dijalankan walaupun banyak yang menentangnya?”

7.     Bentuk pertanyaan Hipotesis atau sugestif
Menjelang berakhirnya wawancara, wartawan biasanya bertanya kepada narasumber untuk berspekulasi tentang suatu topik atau pokok permasalah yang sedang hangat.
Contoh : “Apakah masih ada kemungkinan peraturan tersebut dicabut melihat tanggapan mahasiswa sekarang pak?”


Sedangkan menurut semi (Haris, 2008 : 113) ada beberapa bentuk pertanyaan wawancara yaitu:
1.      Pertanyaan terbuka.
Pertanyaan yang menghendaki jawaban yang luas dan bebas.
Contohnya : “bagaimana rencana bapak kedepan setelah terpilih sebagai rektor yang baru?”

2.      Pertanyaan hipotetik terbuka
Hampir sama dengan pertanyaan terbuka tapi yang membedakannya struktur pertanyaannya. Pewawancara dapat membuat pertanyaan lebih luas dengan memberikan beberapa keterangan untuk menyesuaikan dengan situasi wawancara.
Contohnya : “melihat banyaknya persoalan yang dihadapi Unand dalam 100 hari masa jabatan bapak, apakah bapak merasa ada hambatan dalam menjalankan setiap kebijakan yang bapak putuskan?”

3.      Pertanyaan langsung
Pertanyaan yang mengendaki jawaban singkat.
Contohnya : “Selama 100 hari  kepempinan bapak apakah merasa sudah memberikan sesuatu bagi Unand?”

4.      Pertanyaan tertutup
Pertanyaan yang membatasi ruang gerak narasumber.
Contohnya : “bagaimana dengan masalah dana PI yang pengalokasiannya masih simang siur sampai sekarang pak?”

5.      Pertanyaan beban
Pertanyaan yang menimbulkan beban bagi narasumber karena menuntut jawaban emosional.
Contohnya : “jika para mahasiswa mendemo dan meminta bapak untuk turun karena menilai kinerja bapak yang buruk, apakah  bapak bersedia untuk turun?”

6.      Pertanyaan terpimpin
Pertanyaan yang diikuti dengan arahan jawaban. Pertanyaan ini dapat membantu dalam mengetahui sejauh mana narasumber setuju  dengan pendapat atau pandangan pewawancara.
Contohnya : “saya melihat di Unand ini masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi termasuk sistem portal yang dinilai berjalan tidak efektif. Bagaimana bapak akan menyikapi hal tersebut?”

7.      Pertanyaan orang ketiga
Pertanyaan yang seolah-olah merupakan ppertanyaan yang datang dari orang ketiga dan jawabannya pun sepertinya untuk orang ketiga.
Contohnya : “Beberapa pimpinan mahasiswa ingin kebebasan berbicara di kampus tidak dikekang. Menurut mereka peraturan rektor yang baru tersebut dapat mengekang aspirasi mereka. Bagaimana tanggapan bapak?”

7 komentar:

  1. sangat terbantu dalam tugas jurnalistik

    BalasHapus
  2. good articel. i liked this topic. and rancak bana untuak urang awak nan ado mancaliak baa caro mewawancara apo lai membantu kito urang mencari ilmu nan barokah di ranah minangkabau.

    BalasHapus